PT Perkebunan Nusantara X terus mendorong petani tebu binaannya agar tetap bergairah dan setia menanam tebu. Hal ini tidak lain karena lesunya industri gula dalam dua tahun terakhir membuat banyak petani tebu yang beralih ke komoditas lainnya, seperti padi dan palawija. Diharapkan melalui kredit masa tanam bagi petani dapat membuat petani tetap bergairah menanam tebu.

 

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PTPN X Djoko Santoso mengungkapkan, 95 persen bahan baku dari sebelas pabrik gula milik PTPN X yang ada di Jawa Timur ini merupakan tebu rakyat. Untuk itu, PTPN X selalu memberikan perhatian lebih kepada mitra kerjanya yaitu petani dalam budidaya tebu agar produktivitas dan kualitas tebunya terus meningkat.

 

“Dua tahun terakhir, kondisi industri gula tanah air terpuruk dan ini menurunkan gairah petani tebu dan tidak sedikit yang beralih ke komoditas lainnya,” kata Djoko dalam sambutannya pada acara Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara PT BNI (Persero) Tbk dengan PTPN X Penyaluran Dana Program Kemitraan kepada Petani Tebu Masa Tanam 2015/2016 di Surabaya.

Mantan Sekretaris Perusahaan tersebut menjelaskan tingginya Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) membuat petani semakin berat karena biaya kebun meningkat. Sementara, dalam waktu 10 tahun terakhir, tenaga kerja semakin sulit didapat. Yang tua sudah tidak kuat bekerja sementara yang muda enggan bekerja di kebun dan lebih memilih bekerja di kota.

 

“Sinergi BUMN dengan BNI ini akan kami salurkan ke petani binaan kami dengan alokasi 1 hektar mendapatkan pinjaman sebesar Rp 25 juta,” ungkapnya.

 

Masih menurut Djoko, jumlah petani binaan PTPN X kurang lebih ada 50 ribu petani. PTPN X sudah menyediakan tenaga yang bertugas untuk membantu memonitor lahan tebu milik petani. Sehingga perkembangan dan pertumbuhan tebu bisa diketahui secara pasti. Hal ini sangat diperlukan untuk masa tebang dan masa giling tebu dari tiap kebun milik petani. (Siska, OPI_Corcom)