Varietas Tebu VMC 71-238 Usulan PTPN X dan P3GI Dilepas (Bagian II)
Dalam program ini masing-masing negara dapat menggunakan hasil teknologi proyek ini termasuk pertukaran varietas dan bebas royalti. Tahun 2007, PS 862 asal Indonesia telah direkomendasikan untk digunakan petani tebu di Visayas dan Mindanao Filipina. Dengan perjanjian kerjasama ini disebutkan bahwa jika terdapat varietas yang berkembang di negara anggota dan bermanfaat bagi khalayak diperbolehkan untuk dilepas. Dalam hal ini VMC 71-238 yang telah berkembang secara luas di Indonesia juga dapat diusulkan untuk dilepas.
Dilihat dari silsilahnya, VMC 71-238 merupakan hasil persilangan dari POJ 3016 yang merupakan induk betina dan Phil 56-226 sebagai induk jantannya. Secara agronomis varietas VMC 71-238 menunjukkan perkecambahan sedang, awal pertunasan baik, kerapatan batang sedang, diameter batang sedang, pembungaan berbunga secara sporadis, kemasakan awal sampai deengan tengah, daya kepras baik.
Potensi produksi di lahan tegalan PC (Plant Cane) hasil tebu 101,9 ton/ha dengan kisaran ke atas dan ke bawah 10 ton, rendemen 9% dengan kisaran 1% , hablur 9,171 ton/ha dengan kisaran 2,091 ton; ratoon hasil tebu 85 ton/ha dengan kisaran 5 ton, rendemen 8% dengan kisaran 1%, hablur 6,8 ton dengan kisaran 1,3 ton.
Sedang di lahan sawah PC hasil tebu110 ton ±10ton, rendemen 10% ± hablur 11 ton/ha ± 2,2 ton. Ratoon hasil tebu 106,5 ton dengan kisaran 5 ton, rendemen 8% dengan kisaran 1% hablur 8,52 ton dengan kisaran 1,515 ton.
Varietas ini toleran terhadap gangguan drainase dan kekeringan, tahan terhadap penggerek batang, penggerek pucuk, mosaik, luka api, blendok dan pokkah boeng. Cocok dikembangkan pada tipologi lahan sawah dan tegalan berjenis tanah alluvial dan grumosol. Kadar sabut mencapai 13-14%, sehingga bisa menghasilkan ampas cukup banyak.
Dari seluruh rangkaian proses pengujian sejak tahun 2003 hingga tahun 2011 di beberapa tipologi lahan menunjukkan kesesuaiannya di tanah geluhan sampai berat (Alluvial dan Grumusol). Selanjutnya tahun 2011 sampai dengan sekarang telah diadopsi oleh petani melaui demofarm di beberapa lahan petani tebu rakyat di wilayah kerja PG Gempolkrep yaitu di Kabupaten Mojokerto, Jombang, dan Lamongan ternyata sangat diminati. Demikian juga demofarm di PG Ngadiredjo khususnya di kabupaten Blitar dengan spesifikasi jenis tanah alluvial mulai menunjukkan minat petani sangat tinggi.
Disisi lain bagi pabrik gula,VMC 71-238 memiliki kadar sabut yang relatif tinggi dibanding kontrol sehingga sangat mendukung pasok ampas untuk bahan bakar boiler terutama pada periode awal giling.
Melihat keunggulan-keunggulan dan besarnya minat yang ditunjukkan oleh meningkatnya permintaan bibit varietas VMC 71-238 oleh petani maka sudah selayaknyalah varietas ini dilepas sebagai benih bina, sehingga diharapkan semakin mendorong pengembangannya tanpa dibayang-bayangi kekhawatiran risiko hukum.
Sumber: Media Perkebunan. Edisi 139, Juni 2015, halaman 43
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar