Titip Rindu Buat Mas Bro : untuk Orang-Orang Militan Penakluk Madura (Bagian II)

Terbit pada Selasa, 1 April 2014

Sangat menjanjikan, itulah Madura! Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa. Pulau Madura yang bentuknya sekilas mirip badan sapi, terdiri dari empat Kabupaten, yaitu : Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Madura, pulau dengan sejarahnya yang panjang, tercermin dari budaya dan keseniannya dengan pengaruh Islamnya yang kuat. Karapan sapi adalah budaya yang masih terus berkembang sampai saat ini. Bahkan karapan sapi mengilhami Slavche Tanevsky, seorang mahasiswa di Universitas Munich Applied Sciences, membuat sebuah desain mobil Lamborghini dengan nama Madura. Lamborghini Madura ini diilhami jenis sapi atau banteng dari Madura yang kuat dan berlari cepat yang digunakan untuk Karapan Sapi. Hal ini juga mirip dengan lambang Lamborghini yang berupa Banteng.

 

Masyarakat Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan, hemat, disiplin, rajin, dan bekerja keras (abhantal omba' asapo' angen)[1]. Ini modal besar jika orang Madura menjadi tenaga kerja pabrik gula. Namun harga diri juga paling penting dalam kehidupan masyarakat Madura. Mereka memiliki sebuah falsafah: katembheng pote mata, angok pote tolang.[2]Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura. Inilah yang harus bisa dimanajemeni oleh PTPN X agar bisa berkiprah atau bahasa kasarnya menaklukkan orang Madura. Sebuah tantangan besar karena karena taruhannya nyawa. Dibutuhkan karyawan-karyawan militan dalam mengembangkan pulau Madura.

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, militan artinya bersemangat tinggi; penuh gairah; berhaluan keras. Dalam contoh kalimat, Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan “untuk membina suatu organisasi diperlukan orang-orang yang militan dan penuh pengabdian.” Boleh dibilang militan ini berkonotasi positif meskipun banyak orang menganalogikan militan dengan teroris. Namun maksud judul di atas adalah dengan banyaknya tantangan di Madura dibutuhkan karyawan bersemangat tinggi, penuh gairah, dan punya integritas. Orang-orang dengan militansi tinggi pasti bisa menaklukkan Madura. Militansi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya ketangguhan dalam berjuang (menghadapi, kesulitan, berperang, dan sebagainya).

 

Kembali ke tantangan di Pulau Madura, Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Aris Toharisman mengatakan, pengembangan tebu di Madura memang tidak mudah dan menghadapi berbagai tantangan. Pertama, budidaya tebu masih relatif baru bagi sebagian besar petani, sehingga butuh sosialisasi dan transfer teknologi yang sungguh-sungguh agar tingkat keberhasilannya tinggi. Kedua, petani Madura terbiasa dengan tanaman pangan atau tanaman semusim berumur pendek, yang hasilnya bisa segera dijual. Ini berbeda dengan tebu, karena petani harus bekerjasama dengan PG dalam menggiling tebu menjadi gula dan perlu waktu minimal setahun sejak tanam hingga hasilnya bisa dinikmati. Ketiga, rasa memiliki orang Madura relatif tinggi yang tercermin dalam pengelolaan lahan. Kadangkala sulit membongkar pembatas di antara lahan-lahan yang berbeda kepemilikan, walaupun sekedar untuk kebutuhan saluran drainase. (Ady Susanto_PG Watoetoelis, OPI_Sekper)

Rank 18 of The Best Twenty Five LKTI 2014

[1] Dalam bahasa Madura artinya berbantal ombak dan berselimut angin.

[2] Terjemahannya: daripada berputih mata lebih baik berputih tulang. Artinya daripada menanggung malu lebih baik mati.

 

Terdapat 0 komentar

Silahkan tambahkan komentar