Strategi Pemanfaatan Mekanisasi Tanaman Tebu di Lahan Kering Wilayah Pengembangan (Bagian III)
Strategi penggunaan mekanisasi untuk Tebu baik di lahan kering sangat diperlukan. Setidaknya terdapat tiga strategi yang bisa dipaparkan seperti tersebut di bawah ini:
Meningkatkan Efektifitas Manajemen Mekanisasi
Perlu suatu pemahaman kepada petani tebu bahwa dengan sistem mekanisasi akan membawa pengaruh terhadap keberhasilan penanaman tebu. Namun demikian diperlukan manajeman mekanisasi untuk menekan biaya operasional alat. Manajemen mekanisasi tebu yang tepat akan membuat penggunaan alat mekanisasi menjadi efektif dan efisien. Efektif mempunyai pengertian bahwa pekerjaan itu benar, sedangkan efisien mempunyai pengertian bahwa pekerjaan tersebut tepat sesuai kebutuhan tanaman di lahan. Manajemen mekanisai mencakup tiga hal; (1) Manajemen Pemilihan Alat, (2) Manajemen Operasional, dan (3) Manajemen Ekonomi Alat.
Manajemen pemilihan alat mengelola perencanaan aplikasi alat beserta spesifikasi alat yang digunakannya. Tentunya hal ini dipengaruhi kondisi tanah yang akan diolah. Suatu misal lahan Lamongan dan Madura yang kecenderungan tanah berat memerlukan suatu inovasi pada emplemet yang digunakan.
Manajemen operasional mengelola kegiatan aplikasi di lapangan, diantaranya jenis pengolahan tanah, jenis tanah dan alat yang cocok digunakan. Hal yang menjadi perhatian adalah peta situasi dan kondisi lapisan tanah, arah furrow untuk arah pekerjaan,
kondisi kelembaban tanah untuk tanah berat dan ketepatan umur tanaman dalam pekerjaan. Aplikasi traktor memerlukan bidang khusus untuk putaran jalannya traktor. Tidak merugi jika harus mengorbankan 1 baris (juring) tanaman khusus untuk putaran traktor. Sebagai perbandingan jika sistem mekanisasi dengan long furrow dikorbankan 1 baris x 2 sisi untuk putaran traktor, lebih sedikit tanaman yang hilang jika menggunakan sistem konvensional yang memiliki banyak got setiap 10 meter.
Manajemen ekonomi alat digunakan untuk menghitung biaya operasional alat dan menganalisa usia ekonomis/pakai alat. Memang diperlukan biaya investasi yang mahal untuk pengadaan alat, akan tetapi bila dibandingkan dengan sistem konvensional yang membutuhkan banyak tenaga kerja jelas penggunaan mekanisasi akan lebih efisien biaya. Pekerjaan yang cepat akan mendapatkan hasil yang banyak secara ekonomi. Pengoperasian yang semakin tinggi akan membut biaya tetap operasional traktor menjadi rendah. Misal untuk handtraktor pada pekerjaan bumbun bisa mengerjakan lahan 2 hektar selama 1 hari, jika dalam 1 hari bisa 3,5 hektar biaya tetap untuk operasional dalam 1 hari menjadi rendah.
Alat Mekanisasi yang Multifungsi untuk Efisiensi Biaya Produksi
Alat multifungsi adalah alat yang bisa melakukan lebih dari satu pekerjaan dalam satu tarikan traktor. Hal ini akan membuat biaya produksi akan lebih rendah karena bisa menghemat waktu, tenaga dan biaya. Misal pada traktor besar alat kair dan alat pemupukan atau alat yang terdiri dari subsoiler + rotavator + furrower. Pada handtraktor alat pedot oyot yang bisa digunakan untuk bumbun atau penutup tanah akan menghemat dari segi investasi.
Minimum Garapan, Maksimum Hasil
Secara prinsip ekonomi, keuntungan akan lebih besar jika berawal dari tindakan yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Prinsip inilah yang digunakan dalam aplikasi mekanisasi pertanaman tebu. Selain dari penggunaan alat multifungsi, sistem mekanisasi bertujuan untuk mengurangi biaya pokok produksi di kebun dengan kualitas pekerjaan yang sama sesuai kebutuhan tebu. Apalagi jika mekanisasi dilakukan mulai dari pembukaan lahan, penanaman, pemupukan, pemberian air, pemeliharaan hingga pemanenan, maka dapat dikalkulasi total biaya yang bisa dihemat dibandingkan dengan pengerahan tenaga kerja yang membutuhkan banyak orang.
Dengan memahami prinsip dasar pemanfaatan mekanisasi dalam budidaya tebu, adanya faktor pembatas di lahan-lahan kering akan bisa teratasi. Lahan kering yang mempunyai produktivitas rendah tanpa adanya akselerasi program mekanisasi akan menambah biaya produksi. Korelasinya, dengan sistem mekanisasi, harga pokok produksi (HPP) petani akan turun, sehingga pendapatan petani akan lebih besar. Tampaknya cita-cita, harapan dan keinginan dari grup band Slank dalam lagu 'Pak Tani' yang menginginkan para petani sejahtera bukan lagi sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Delapan belas tahun silam saat lagu itu populer ditahun 1996, mungkin banyak petani masih tergolong dalam petani peasant, namun di era yang serba cepat ini petani sekarang sudah banyak yang menjadi petani farmer, petani besar yang sanggup memanfaatkan teknologi untuk usaha taninya. Tebu dan mekanisasi, itulah jawaban untuk menuju menjadi petani farmer, dan menjawab sindiran bagi petani dalam bagian reff lagu 'Pak Tani'.
Reff :
Nggak mungkin, nggak mungkin..
Semua itu terjadi..
100 tahun lagi, mungkin....
(Fauzi Al Rosyid_PG Djombang Baru, OPI_Sekper) <end>
Rank 24 of The Best Twenty Five LKTI 2014
Daftar Pustaka
Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. Jakarta. PT Bina Rena Pariwara
Anonim. Analisis Usaha Tani Tebu Lahan Kering. Http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56583. Diakses tanggal 15 Februari 2014
Anonim. Usaha Tebu pada Lahan Sawah dan Tegalan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Http://referensiagribisnis.files.wordpress.com. Diakses tanggal 15 Februari 2014
Terdapat 3 komentar
Silahkan tambahkan komentar