Core Sampler Solusi Atasi Krisis Kepercayaan
Di industri gula berbasis tebu rakyat, rendemen merupakan hal yang sensitif. Kesalahpahaman yang sangat berpotensi menurunkan kepercayaan petani terhadap pabrik gula, beberapa kali terjadi. Untuk mengatasi masalah tersebut muncul kembali, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X telah melakukan kajian dan uji coba teknologi core sampler selama dua tahun di PG Ngadiredjo. PTPN X bekerja sama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Hasilnya, tingkat rendemen bisa diketahui dengan singkat dan transparan.
“Diharapkan, dengan teknologi core sampler ini bisa menjadi solusi tentang masalah rendemen,” kata Miftakhul Munir, Kepala Divisi QC & PL PTPN X.
Munir mengungkapkan selama ini, penghitungan rendemen menggunakan sistem analisa rendemen individu dari nira perahan pertama (ARI NPP). Dengan teknologi ini, rendemen baru bisa didapatkan setelah tebu digiling pada gilingan satu untuk mendapatkan sample niranya. Hasil penghitungan rendemen dengan sistem ARI NPP, baru akan diumumkan pada hari berikutnya.
“Selama ini kalau nilai rendemennya rendah, akan timbul kesalahpahaman. Dengan teknologi core sampler ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan petani karena lebih transparan dan petani bisa mengetahui kualitas tebunya dengan cepat,” jelasnya.
Masih menurut Munir, penerapan teknologi core sampler ini menjadi jawaban akan permasalahan yang rentan muncul pada setiap musim giling. Apalagi, teknologi core sampler ini sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah dengan keluarnya Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 87 tahun 2014 tentang petunjuk pelaksanaan peraturan daerah Provinsi Jawa Timur nomor 17 tahun 2012 tentang peningkatan rendemen dan hablur tanaman tebu Bab V Pasal 11 yang berbunyi nilai faktor kristal (FKr) hanya digunakan untuk pabrik gula yang menggunakan sistem core sampler dengan nilai minimal FKr 1,0 .
“Sehingga, apa yang dilakukan PTPN X ini sudah ada payung hukumnya. Ke depan, kami berharap core sampler ini bisa diterapkan di enam pabrik gula, antara lain PG Meritjan, PG Pesantren Baru, PG Lestari, PG Tjoekir, PG Djombang Baru, dan PG Gempolkrep,” sebutnya. (Siska, VER_Corcom)
Terdapat 0 komentar
Silahkan tambahkan komentar